Kepemimpinan adalah kunci kesuksesan setiap organisasi. Koperasi kredit yang berhasil mencapai tujuannya adalah Koperasi Kredit yang memiliki kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan adalah suatu bagian yang sangat penting dari setiap pekerjaan seorang pengurus, pengawas dan manajer oleh karena itu dalam perjalanan waktu, kebutuhan-kebutuhan pengembangan akan berubah, karena akan muncul pengurus-pengurus baru. Puskopdit Bali Artha Guna melihat tantangan-tantangan dalam lingkungan juga mempengaruhi tuntutan pengembangan sehingga pada tanggal 31 januari – 1 Februari 2015 menyelenggarakan Diklat Calon Pengurus – Pengawas.
Biasanya pada waktu menetapkan calon-calon untuk mengisi jabatan-jabatan Pengurus – Pengawas yang kosong, panitia pencalonan harus mempertimbangkan pengalaman-pengalaman terdahulu sang kandidat, ketrampilan dan juga keinginannya untuk berkembang. Jika anggota-anggota Koperasi Kredit memperoleh informasi tersebut, bersama dengan profil anggota Pengurus – Pengawas yang sekarang ini, mereka dapat memilih anggota Pengurus – Pengawas baru yang dapat melengkapi yang sekarang. Dengan Diklat ini Puskopdit mengharapkan setiap calon dan bakal calon Pengurus & Pengawas dalam primer anggota memiliki wawasan yang cukup untuk memahami perannya nanti.
Acara yang dimulai pada hari sabtu tanggal 31 Januari 2015 dibuka dengan sambutan dari Ketua Pengurus Puskopdit Bali Artha Guna, F.X. Soenaryo. Dalam pidatonya yang hangat dan selalu diiringi jokes cerdas ia menegaskan bahwa Pengurus dan Pengawas adalah posisi yang memiliki tanggung jawab untuk bertindak terutama untuk keuntungan orang lain daripada untuk dirinya sendiri.
Sesi pertama materi diklat dibuka oleh Ketut Murdana yang merupakan Pengurus dari Koperasi Wisuda Guna Raharja dan sudah memperoleh sertifikasi fasilitator. Membawakan materi Dasar-dasar koperasi ia membuka cakrawala setiap peserta akan filosofi, sejarah, dasar-dasar dan luasnya jangkauan jaringan di dalam gerakan koperasi kredit Indonesia juga dunia.
Sesi terus berlanjut pada materi Resiko Hukum Pengurus – Pengawas Koperasi yang difasilitasi oleh F.X. Soenaryo. Tujuan materi ini adalah memperkenalkan peserta pada persyaratan hukum baik secara pribadi & juga credit union sebagai organisasi; pelanggaran umum yang biasa dilakukan oleh Pengurus; pengembangan Legal Survival Kit untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan/perundangan dan penilaian kepatuhan credit union pada peraturan/perundangan yang berlaku. Berjalan selama dua sesi, Bapak yang juga dosen ilmu sejarah di Universitas Udayana ini berhasil memancing ketertarikan para peserta untuk turut bertanya dan mempelajari kasus-kasus yang ada.
Sesi di hari Sabtu ditutup oleh Materi Manajemen Keuangan Koperasi yang disampaikan oleh I Putu Artana yang merupakan anggota Pengurus Puskopdit Bali Artha Guna. Materi yang disampaikan adalah: Pasar keuangan; keputusan di bidang keuangan; tujuan koperasi dalam kontek manajemen keuangan; wewenang Rapat Anggota terkait bidang keuangan; tugas Pengurus dan Pengawas berkaitan dengan keuangan; kegiatan KSP/Kopdit; siklus manajemen keuangan; hubungan manajemen keuangan dengan akuntansi; pemahaman laporan keuangan dan pengenalan ratio keuangan. Materi ini yang dirasa sangat berat oleh peserta. “Saat ini memang peserta tidak perlu menguasai materi tersebut, terpenting adalah semua punya gambaran tentang sistem dan tantangan yang akan dihadapi bila terpilih nanti” ungkap I I Putu Artana ketika mengakhiri sesinya.
Hari selanjutnya merupakan materi yang merangkum seluruh materi di hari sabtu, dari jam 09.00 – 12.00 seluruh peserta diajak memahami dan membedah Tugas, Fungsi dan Peran Pengurus dan Pengawas yang diarahkan oleh Bendahara Puskopdit Bali Artha Guna, A. Wayan Puger. Berkecimpung sejak awal gerakan koperasi kredit di Bali membuat pemateri mampu memberikan wawasan dan banyak contoh kasus yang terjadi di dalam tubuh pengurus – pengawas dalam banyak Koperasi yang bisa menjadi pelajaran untuk para peserta saat nanti terpilih di primer masing-masing.
Tepat jam 12.30, acara ditutup oleh F.X. Soenaryo. “Materi yang bapak-ibu dapatkan bukan materi sembarangan. Semua sudah dikembangkan dan diuji secara ilmiah di gerakan koperasi kredit tingkat internasional, fasilitor yang menyampaikan juga sudah mendapat pelatihan sebelumnya. Saya harap materi ini bisa diserap dan digunakan untuk kemajuan koperasi kredit dan seluruh masyarakat yang tergabung” tegasnya.
“Materi sangat bagus, namun karena latar belakang saya yang bukan ekonomi membuat cukup kesulitan mengikuti materi karena penggunaan istilah-istilah yang asing di telinga” ungkap seorang peserta.
“Diklat sebaiknya diadakan sebelum RAT, sekitar bulan Agustus, supaya calon bisa terpakai pada pemilihan dalam RAT” pesan seorang peserta pada kertas kuesioner.