Puskopdit Bali Artha Guna menyelenggarakan Diklat Sikopdit Online pada tanggal 2 – 7 November 2014. Bertempat di Ruang Diklat Lantai III kantor Puskopdit, acara ini diikuti 20 orang peserta dari 10 primer.
Sistem informasi bukan lagi menjadi nilai tambah dalam setiap bisnis, tapi sudah menjadi keharusan bila ingin tetap bertahan dalam persaingan yang semakin menantang di saat ini dan masa depan. Oleh karena itu, setelah selama beberapa tahun Gerakan Koperasi Kredit di Bali menggunakan Sikopdit CS, maka tahun ini Puskopdit menyelenggarakan Diklat Sikopdit OL supaya semua primer di bawahnya, mau dan mampu bermigrasi ke sistem tersebut yang lebih maju. Semua ini tidak lain demi pelayanan pada anggota yang lebih baik lagi.
Acara yang setiap harinya dimulai pada pukul 08.00 WITA dan berakhir pada pukul 17.30 ini dilaksanakan selama 6 hari, dari hari Minggu sampai Jumat. Puskopdit mengundang langsung Pak Bernard dan Pak Joko yang merupakan divisi IT yang mengembangkan Sikopdit OL sebagai fasilitator dalam diklat kali ini.
Dari hari pertama sampai hari ketiga, kedua fasilitator secara bergantian memberikan pengenalan dan pelatihan materi Sikopdit On Line. Lalu pada hari keempat dan keenam diteruskan dengan materi pelatihan dan pendampingan migrasi sikopdit OL.
Deva, perwakilan dari Kubu Gunung menyarankan agar transaksi via ponsel dan aplikasi pendukungnya agar segera dipercepat pengadaannya, karena hal tersebut akan mendukungnya sebagai kolektor, jadi tinggal bawa uang bukan slip lagi.
Serupa dengan komentar di atas, Jetty Christina dari Koperasi Mulia Sejahtera ,“ kami sudah menggunakan sistem OL yang lain, jadi bisa belajar kekurangan dan kelebihan dari sistem tersebut. Semoga nanti ada pelatihan seperti ini karena banyaknya materi sempitnya waktu, kami jadi tidak bisa menyerap semuanya”, ungkapnya di akhir acara.
Karena dalam prakteknya Sikopdit OL perlu terus terkoneksi dengan server Inkopdit di Jakarta, maka koneksi internet yang cepat dan stabil menjadi keutamaan. Hal ini menjadi satu-satunya kendala dalam pelatihan, penyedia layanan internet yang Puskopdit gunakan tidak bisa memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan. Kondisi tersebut membuat pelatihan berulang kali tersendat.