UPAYA MEMAHAMI MANAJEMEN PERKREDITAN – kredit lalai atau kredit macet bukan rahasia lagi dalam gerakan koperasi kredit Indonesia termasuk di Bali. Hampir semua primer anggota Puskopdit Bali Artha Guna menghadapi masalah yang sama yakni kredit macet.
Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah terjadinya kredit macet. Salah satunya adalah melalui pendidikan dan pelatihan manajemen perkreditan. Puskopdit Bali Artha Guna sebagai wadah dari 22 primer anggota terpanggil untuk meminimalisir atau bahkan meniadakan masalah kredit macet tersebut. Untuk itu Puskopdit Bali Artha Guna menggelar Diklat Perkreditan Koperasi Sabtu 30 Agustus 2014 lalu.
Diklat Perkreditan Koperasi ini berlangsung di Kubu Gunung Center diikuti oleh 54 peserta dari primer-primer anggota Puskopdit Bali Artha Guna.
Diklat Manajemen Perkreditan ini dibuka oleh Ketua Pengurus Puskopdit Bali Artha Guna Drs. F.X. Soenaryo, MS dengan menghadirkan narasumber dari bagian perkreditan dari dua bank terkemuka serta tukar pengalaman bagaimana mengelola manajemen perkreditan dari Manajer Koperasi Mulia Sejahtera, Fransiskus Pattaruk.
Diklat ini dipandu oleh Bendahara pengurus Puskopdit Bali Artha Guna Ir. Antonius I Wayan Puger, MS. Para peserta tampak aktif mengikuti jalannya diklat yang berlangsung sehari itu. Para nara sumber juga secara terbuka membagikan pengalaman mereka bagaimana seharusnya mengelola manajemen perkreditan termasuk bagaimana menyelesaikan kasus-kasus kredit macet.
Menurut nara sumber dari sebuah bank swasta yang meminta namanya tak ditulis, sebagai Kepala Bagian Kredit pihaknya cukup selektif dan cermat dalam merealisasikan kredit. Ia mengatakan sebelum merealisasikan kredit kepada sasaran insan kredit, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap sasaran, negosiasi, keutusan, dokumentasi dan realisasi, administrasi dan pemantauan serta penyelesaian kredit bermasalah. Ia berharap agar koperasi juga dapat menerapkan manajemen kredit secara selektif sehingga angka kredit macet bisa ditekan sekecil mungkin.