(23/11) Puskopdit menyelenggarakan Forum Ketua Pengurus, Ketua Pengawas dan Manajer 22 primer anggota. Diselenggarakan di Ruang Diklat Lt. 3, rapat yang dihadiri 65 orang ini membahas tiga perkembangan terbaru dalam gerakan koperasi kredit Bali.
Acara dimulai pukul 09.10, ditandai dengan sambutan dan pembukaan oleh Ketua Pengurus Puskopdit BAG, Drs. F.X. Soenaryo, M.Si. Dalam pidatonya ia memberi garis besar bahasan yang dibahas, yaitu mengenai Tabloid Mentik, Cunion Mart dan Gedung kantor lama Puskopdit BAG.
Sehabis pembukaan singkat, E. Frans Supriyanto dan Y. Gede Sutmasa memaparkan perkembangan terbaru dari Tabloid Mentik. Setelah sekian tahun beroperasi dan menerbitkan lebih dari empat puluh edisi, Mentik akhirnya menorehkan laba yang signifikan. Dalam forum tersebut juga diputuskan bahwa susunan kepengurusan, manajemen dan redaksi Mentik masih akan dipertahankan sampai waktu yang tidak ditentukan. Selain itu, setiap primer yang memiliki saham di mentik juga sepakat SHU tidak diambil tapi dijadikan saham di tabloid Mentik.
Setelah perdebatan yang hangat dan bersahabat, E. Frans Supriyanto memberi gambaran singkat tentang perkembangan Cunion Mart. Selain menjelaskan tentang prospek bisnis dan partner potensial Cunion Mart ke ke depan. Bapak yang juga menjadi pengawas di Kopdit Kubu Gunung tersebut juga mengabarkan perkembangan Cunion Mart di beberapa daerah di penjuru Nusantara.
Sesuai kesepakatan forum, makan siang diundur dan dilanjutkan langsung pada sesi 3, maka Manajer Puskopdit BAG, i Wayan Ceblos, S.E. memresentasikan tentang gedung Puskopdit BAG yang lama dan kemungkinan-kemungkinan ke depan karena terdapat dua opsi, dijual atau disewakan. Dalam keputusan tersebut belum diputuskan nasibnya sampai Rapat Evaperca pada tanggal 30 November 2014.
Dalam prosesnya banyak masukan dari peserta. Raymond Simamora dari Kopdit Artha Bhakti Asih berpendapat agar gedung tersebut disewakan saja karena nilai tanah yang akan terus naik. Sedangkan F.X. Joniono dari KSP Wisuda Guna Raharja berpendapat bahwa gedung tersebut dijual lalu hasilnya dipakai untuk membeli tanah dan gedung di tempat lain di mana ada primer yang ingin mengembangkan pasarnya. Di samping itu, beberapa berpendapat bahwa ada baiknya gedung dijual dan menjadi dana cadangan di Puskopdit BAG untuk memperkuat ketahanan finansial gerakan koperasi kredit di Bali.