Dunia bisnis semakin menyadari investasi modal intelektual (manusia) tidak kalah penting dari investasi modal uang.
(Bagian 1)
Bagi banyak organisasi, karyawan yang berbakat adalah dasar dari keunggulan bersaing. Tidak terlepas bagi Koperasi Kredit yang berada dalam persaingan yang berbasis ide-ide segar, layanan anggota yang sangat baik atau cepat, keputusan-keputusan yang tepat, menjadi suatu keharusan untuk memiliki karyawan-karyawan yang sangat baik. Tentu saja, walaupun hal-hal tersebut tidak menjadi perhatian koperasi karena lingkungan kompetisi yang belum keras saat ini, karyawan merupakan sumber utama kinerja, masalah, pertumbuhan, daya tahan dan perkara hukum.
Manusia merupakan sumber yang penting, bervariasi, dan terkadang menjadi masalah yang harus digunakan oleh sebagian organisasi sampai tingkat yang lebih tinggi maupun lebih rendah. Banyak primer dalam gerakan koperasi kredit di Bali menerapkan CRM (Costumer Relationship Management) yang merupakan suatu strategi bisnis untuk mendapatkan, menambah dan mempertahankan anggota yang tepat. CRM mencakup serangkaian luas pendekatan, termasuk komunikasi lewat telepon, sms, web dan perangkat lain untuk menghadirkan layanan anggota yang unggul.
Penggunaan teknologi-teknologi tinggi otomatis mungkin menjadikan karyawan di belakangnya dianggap tidak terlalu penting. Namun, kita semua tahu bahwa pihak yang diinginkan oleh anggota adalah seorang manusia yang sesekali bisa dipanggil dan diajak berbicara. Kepuasan anggota sulit dipertahankan tanpa adanya hubungan yang baik antara anggota dan karyawan. Nah, jika karyawan-karyawan terus “mencari rumput yang lebih hijau” siapakah yang akan membangun hubungan dengan para anggota? Jika anggota sudah di atas 1000 apa pengurus, pengawas dan manajer sanggup melayani semua dengan baik?
Demikian, tantangan koperasi kredit saat ini adalah merancang sistem yang dapat secara efektif mengatur kebutuhan, harapan, kebiasaan khusus, hak-hak hukum dan potensi-potensi yang dimiliki oleh karyawan. Itu kenapa sumber daya manusia seharusnya menjadi fokus setiap koperasi kredit dalam tujuan utamanya menyejahterakan anggota.
Siapakah Manajer SMD itu?
Dalam pengertian sebenarnya, setiap manajer di sebuah organisasi adalah seorang manajer SDM. Dalam koperasi, manajer umum, manajer, ketua pengurus, kabag dana, kabag kredit, kabag audit, kabag diklat semuanya terlibat dengan manajemen SDM, dan sebagian efektivitas mereka tergantung pada keberhasilan sistem SDM organisasional. Akan tetapi tidak realistis untuk mengharapkan kabag kredit untuk mengetahui nuansa peraturan-peraturan pekerjaan yang sama, atau cara merancang sistem kompensasi. Oleh sebab itu, koperasi yang lebih besar mulai membuat departemen SDM untuk mengurusi hal-hal tersebut.
SDM di Koperasi Sedang Berkembang dan Koperasi Besar
Tidak setiap koperasi mampu memiliki sebuah departemen SDM. Di sebuah koperasi yang terdiri dari kepengurusan dan manajemen berjumlah 3-15 orang, pengurus atau manajer biasanya yang mengurus persoalan SDM. Meskipun demikian, perbedaan-perbedaan yang nyata antara koperasi sedang berkembang dan besar, persoalan SDM yang sama harus diatur. Dengan adanya sekitar 60-100 karyawan, koperasi biasanya harus menunjuk seseorang untuk berspesialisasi dalam manajemen SDM. Koperasi sedang berkembang akan menambahkan departemen ini saat sudah menjadi besar.
Aktivitas SDM
dibahas di Bagian 2
disesuai-kontekskan dan ditulis ulang oleh Rio Praditia
dari sumber: Human Resource Management 10th edition karya L. Mathis & John H. Jackson