Titik pandang yang berbeda cukup sering terjadi di antara orang-orang dalam Koperasi Kredit. Sebagai contoh, kelangsungan hidup Koperasi Kredit menuntut pengurus dan manajer untuk memberi perhatian lebih besar pada kinerja keuangan Koperasi Kredit; namun anggota-anggota mungkin saja mengharapkan agar perhatian lebih besar diarahkan pada “manfaat-manfaat sosial”. Jika perbedaan seperti itu terjadi, maka masing-masing pihak harus mencoba memahami posisi pihak lain. Bila perhatian diarahkan pada kepentingan bersama, maka itu dapat membantu. Kadang-kadang perbedaan yang timbul tidak bisa diatasi dan hanya bisa ditolerir.
Oleh karena itu, sangatlah penting orang mempelajari komunikasi yang obyektif. Mereka harus mengekspresikan pendapat-pendapat khusus mereka. Anggota-anggota pengurus, pengawas, manajer harus berupaya meningkatkan efektivitas komunikasi dengan sesama mereka dan anggota-anggota Koperasi Kredit terutama. Hal itu dapat dicapai dengan cara mematuhi “sepuluh perintah” komunikasi yang baik, semaksimal mungkin.
Kesepuluh perintah tersebut adalah:
Berusahalah memperjelas ide-ide Anda sebelum berkomunikasi. Semakin sistematis Anda menganalisa suatu masalah atau ide yang akan dikomunikasikan, semakin jelas jadinya ide tersebut. Pikirkan sikap-sikap, pendidikan dan pengalaman orang-orang yang akan menerima pesan tersebut.
Periksalah tujuan yang benar dari setiap komunikasi. Sebelum berkomunikasi, tanyailah diri sendiri apa yang sebenarnya ingin Anda capai dengan pesan tersebut. Sesuaikan bahasa, nada, dan seluruh pendekatan Anda untuk menyajikan tujuan-tujuan komunikasi tadi.
Pertimbangkan seluruh lingkungan fisik maupun manusiawi pada saat Anda berkomunikasi. Arti dan maksud diungkapkan bukan dengan kata-kata semata. Pertimbangkan misalnya, saat yang tepat, serta keadaan yang ada saat akan dilakukan pengumuman atau pengambilan keputusan, serta penataan fisik – apakah komunikasi dilakukan secara pribadi atau lainnya. Komunikasi yang efektif harus disesuaikan dengan lingkungan.
Dalam menyusun rencana komunikasi, berkonsultasilah dengan orang lain bila dimungkinkan. Upayakan partisipasi orang lain dalam merencanakan komunikasi atau dalam mengembangkan fakta yang akan menjadi dasar komunikasi. Hal ini akan menambah kedalaman serta obyektifitas pesan Anda.
Pada waktu berkomunikasi, ingatlah akan nada suara (overtones) dan isi dasar pesan Anda. Nada suara, ekspresi, sikap yang ditunjukan terhadap tanggapan orang lain semuanya mempunyai pengaruh yang hebat atas orang-orang yang menjadi sasaran komunikasi.
Gunakan kesempatan, jika muncul, untuk memberikan sesuatu yang sifatnya membantu atau bernilai bagi penerima. Dengan demikian kepentingan orang lain, kebutuhannya dan mencoba memandang persoalan dari titik pandang orang lain, seringkali memunculkan kesempatan untuk menyampaikan informasi yang bermanfaat langsung atau mempunyai nilai jangka panjang bagi orang lain.
Tindak lanjuti komunikasi Anda. Lakukan hal ini dengan jalan bertanya, memberi dorongan pada penerima untuk memberi reaksi, dengan kontrak-kontrak lanjutan, dan dengan memeriksa kinerja sesudah komunikasi.
Berkomunikasilah untuk hari esok sebagaimana hari ini. Kebanyakan komunikasi ditujukan untuk memenuhi tuntutan situasi saat ini. Namun komunikasi juga harus konsisten dengan rencana dan tujuan jangka panjang.
Pastikan tindakan mendukung komunikasi Anda. Bentuk komunikasi yang paling persuasif bukanlah kata-kata melainkan tindakan Anda. Untuk setiap anggota pengurus itu berarti tindakan-tindakan pengawasan yang baik seperti pemberian tugas, tanggung jawab dan wewenang yang jelas; pemberian ganjaran atas usaha-usaha dan pelaksanaan kebijakan yang sehat berfungsi sebagai komunikasi yang lebih baik dari sekedar kata-kata saja.
Terakhir tetapi yang tidak kalah penting: Berusahalah untuk memahami dan bukan hanya untuk dipahami. Jadilah pendengar yang baik. Pada waktu mulai berbicara seringkali orang berhenti mendengar. Setidak-tidaknya dalam arti luas, yaitu kita terpaku sikap dan reaksi tak bersuara dari orang lain. Berkonsentrasilah bukan hanya dalam pengertian-pengertian yang secara eksplisit diungkapkan orang lain, melainkan juga pada hal-hal yang implisit, kata-kata yang tak terucapkan atau diucapkan dengan nada rendah yang mungkin lebih berarti.
Sumber : Buku Manajemen Profesional Koperasi Kredit